Senin, 28 Agustus 2023

Bahasa Bersifat Arbitrer Dan Konvensional

Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang sangat kompleks dan beragam, dan menjadi alat utama bagi manusia untuk berinteraksi satu sama lain. Namun, perlu diketahui bahwa bahasa memiliki sifat yang arbitrer dan konvensional.

Pertama, bahasa bersifat arbitrer, artinya tidak ada hubungan langsung antara kata dan maknanya. Kata-kata dalam bahasa hanya memiliki makna karena adanya kesepakatan bersama dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut. Sebagai contoh, kata ‘meja’ di Indonesia berarti suatu benda yang digunakan untuk menaruh barang di atasnya. Namun, di negara lain, kata ‘meja’ bisa berarti sesuatu yang berbeda tergantung pada kesepakatan dan konvensi masyarakat setempat.

Kedua, bahasa bersifat konvensional, artinya bahasa membutuhkan kesepakatan bersama dalam masyarakat. Tanpa adanya kesepakatan, bahasa tidak akan dapat berfungsi sebagai alat komunikasi yang efektif. Kesepakatan ini mencakup aturan tata bahasa, kaidah pengucapan, dan pemilihan kata yang digunakan dalam konteks tertentu.

Contohnya, bahasa Indonesia memiliki aturan tata bahasa yang mengatur penggunaan kata ganti, kata kerja, dan kata sifat dalam kalimat. Bahasa Indonesia juga memiliki kaidah pengucapan yang mengatur cara melafalkan huruf-huruf dalam kata. kata-kata dalam bahasa Indonesia memiliki arti yang telah disepakati bersama dalam masyarakat.

Namun, perlu diingat bahwa bahasa bersifat dinamis dan selalu berkembang seiring dengan perubahan masyarakat. Beberapa kata atau frasa yang awalnya tidak dianggap baku atau tidak diterima dalam bahasa Indonesia, seiring waktu dapat diterima dan digunakan secara luas dalam masyarakat.

Dalam kehidupan sehari-hari, sifat arbitrer dan konvensional dalam bahasa dapat mempengaruhi cara kita berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memahami dan menghargai kesepakatan yang telah ada dalam bahasa yang kita gunakan, sehingga dapat menghindari kesalahpahaman dalam komunikasi.

Dalam bahasa bersifat arbitrer dan konvensional. Sifat arbitrer bahasa berarti tidak ada hubungan langsung antara kata dan maknanya, dan kata-kata hanya memiliki makna karena kesepakatan bersama dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut. Sedangkan sifat konvensional bahasa berarti bahasa membutuhkan kesepakatan bersama dalam masyarakat terkait aturan tata bahasa, kaidah pengucapan, dan pemilihan kata. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memahami dan menghargai kesepakatan yang telah ada dalam bahasa yang kita gunakan.